| Khitanan Sehat PT Astra Daihatsu Motor | |
|
Jakarta, 22 Juni 2008.
Bangunan yang biasanya oleh Daihatsu digunakan untuk melatih para mekaniknya, pagi 22 Juni 2008, disesaki oleh masyarakat umum. Masyarakat berjubel mengandeng anak laki-laki mereka yang berumur 6 sampai 12 tahun. Selain itu di ruang khusus, hadir tidak kurang 150 tenaga medis dari Senat Mahasiswa Kedokteran Universitas Indonesia. Kegiatan mereka, melaksanakan acara “Khitanan Sehat Massal.”
“Kita sebagai sponsornya. Sedangkan tenaga medis, dikoordinir oleh Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Indonesia. Sebelumnya kita juga sudah pernah bekerjasama dengan mereka dalam memberikan layanan kesehatan gratis kepada masyarakat di sekitar pabrik Daihatsu,” jelas Sudirman MR, Wakil Presdir PT Astra Daihatsu Motor (ADM), yang pagi itu membuka langsung acara khitanan massal.
Ditambahkan oleh Sudirman MR, layanan kesehatan gratis kepada masyarakat ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan CSR yang dipilih oleh Daihatsu. Untuk kesehatan diberi tema “Sehat Bersama Daihatsu”. Sedangkan untuk kegiatan SCR lainnya adalah”Hijau Bersama Daihatsu” atau “Pintar Bersama Daihatsu”.
“Kami seseusaikan temanya dengan aktivtitas yang dilakukan. Namun semuanya harus memberikan kemaslahatan kepada masyarakat, terutama di lingkungan Daihatsu,” tambah Sudirman. Karena itu pula layanan kesehatan kepada masyarakat diberikan kepada sekitar pabrik Isuzu, baik di Sunter maupun di Karawang.
Dua Tahap
Minat masyarat memanfaat acara Khintanan Massal sangat begitu tinggi. “Lihat saja masyarakat yang berjubel dan antri mendaftar ulang. Meski target kami sebelumnya 500 orang anak, namun dengan bertambah peminat, tetap kami layanan,” ungkap Asjoni, dari CSR PT Astra Daihatsu Motor. Karena begitu banyak minat, maka acara khitanan massal dibagi dua periode. “Kita menyelenggarakan periode kedua pada 2 Juli 2008 dan akan dihadiri oleh Abang dan None Jakarta.
Dengan kondisi ekonomi masyarakat seperti sekarang, khitanan yang biasanya meghabiskan biaya Rp 300 – 400 ribu per anak, benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat. Tak hanya masyarakat dari sekitar Warakas dan Papanggo, Jakarta Utara yang memanfaatkan kesempatan ini, juga dari wilayah lain.
“Saya dari Pondok Kopi, Jakarta Timur datang bersama rombongan menyewa bus ke sini. Tadi, ia yang meminta di sunat. Sekarang malah jadi takut. Mungkin karena banyak yang menangis,” jelas seorang ibu yang lagi membujuk anaknya untuk segera masuk ke ruangan medis. Namun begitu melihat langsung anak-anak yang sedang di sunat, si ibu balik berkomentar, “Nggak tega juga ya. Tetapi kita sudah jauh-jauh ke datang sini, masak nggak ada hasilnya,”komentar si ibu. Dan akhirnya, selain teriakan , “Sakit,” dari anak-anak yang disunat, banyak orang tua harus mengendong anak yang berontak karena tidak mau diajak masuk ke tempat mereka disunat! |
|
0 comments:
Post a Comment