Moussa, Antek Khadafy Ditangkap
@ Dia Menyamar sebagai Perempuan
SIRTE (Suara Karya): Moussa Ibrahim, juru bicara rezim Moammar Khadafy, Jumat (30/9), tertangkap di dekat Sirte, kota kelahiran sang diktator, yang menjadi ladang pertempuran sengit beberapa hari terakhir. Mousa ditangkap saat mengemudikan mobil sambil menyamar menjadi perempuan. "Moussa ditangkap tentara Misrata saat sedang mengemudikan mobilnya di luar Kota Sirte," kata Mustafa bin Dardef, salah seorang komandan lapangan NTC, seperti dikutip dari Telegraph, Jumat. Menurut kabar yang beredar, ia menyelinap dengan berlindung di balik busana perempuan. Namun, belum ada konfirmasi lebih lanjut soal kabar ini. Terlepas dari kebenarannya, sejumlah pihak meragukan penangkapan itu. Informasi sepihak itu memunculkan skeptisisme setelah sebelumnya NTC mengklaim berhasil menangkap putra Khadafy, Saif al-Islam. Moussa melarikan diri dari Tripoli bersama Khadafy bersamaan dengan pendudukan kaum pemberontak di pusat kota tersebut, 23 Agustus silam. Meski keberadaannya misterius, Moussa terus mengeluarkan pernyataan melalui jaringan televisi Arrai yang berbasis di Suriah. Senin lalu, Moussa memberitahu Reuters melalui telepon satelit bahwa dirinya tengah berada di Sirte, sehari sebelumnya di tengah pertempuran sengit yang melanda kota tersebut. Namun, ia memutuskan meninggalkan kota ke arah barat. Ia juga mengatakan bahwa para tentara NTC yang berkeliaran di seluruh penjuru kota tak bisa mencegahnya meninggalkan Sirte. Saat ditanya keberadaan Khadafy, Moussa menolak berkomentar. Namun, ia memastikan bahwa mantan penguasa Libia itu masih berada di dalam negeri. Tim pencari Khadafy yang dibentuk oleh NTC, dilansir dari laman The Guardian, Rabu (28/9) menyatakan Khadafy kemungkinan berada di dekat kota Ghadamis. Kota yang dijuluki kota Oasis ini memiliki dinding yang tinggi dan penduduknya adalah suku Tuareg yang beretnis Berber, warga asli Afrika Utara yang loyal pada Khadafy. Alasan inilah yang membuat kota yang diberi predikat warisan dunia oleh Unesco ini cocok untuk tempat persembunyian diktator Libia tersebut. Kecurigaan mengarah ke kota ini setelah minggu lalu terjadi serangan yang menewaskan 9 tentara NTC di perbatasan Aljazair. Hisham Buhagiar, koordinator pemburu Khadafy, mengatakan suku Tuareg diduga melakukan penyerangan dan melindungi Khadafy karena dibayar. Menurut NTC, Khadafy terakhir kali terlihat beberapa pekan lalu di Tripoli. Seorang saksi melihatnya di sebuah pangkalan militer bersama putrinya Aisha, yang saat ini berada di Aljazair dan kemudian terbang ke Kairo, Mesir. Aisha dilaporkan berhasil kabur ke negara tersebut bersama dengan istri Khadafy, Safia, dua putranya, Hannibal dan Mohammed, serta beberapa kerabat lainnya. Sementara itu, Nigeria menyatakan pemerintahnya tidak mempunyai rencana untuk mengekstradisi putra bekas pemimpin Libia terguling yang juga bekas pemain bola, Saadi Khadafy, ke pengadilan di Libia.
0 comments:
Post a Comment