Saturday, September 24, 2011

meningkatkan kemampuan membaca

20 Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006
Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat
Meningkatkan Kemampuan Siswa
dalam Membaca Cepat
Keke T. Aritonang*)
*) Guru SMPK 1 BPK PENABUR Jakarta
Penelitian
embaca cepat adalah membaca dengan
kecepatan tinggi, hampir keseluruhan
materi bacaan dibaca (Atar, 1976:5).
Biasanya membaca dengan cara ini tidak
mungkin dengan cara membaca kata demi kata,
tetapi membaca kalimat dan paragraf.
Definisi yang dibuat oleh ahli di atas belum dapat
menggambarkan membaca cepat dalam arti
sesungguhnya, karena rumusan itu tidak
mencerminkan tentang penguasaan isi bacaan
dan penggunaan waktu yang jelas dalam kegiatan
membaca cepat.
Menurut Bond dan Tinker definisi kecepatan
membaca harus diartikan lagi sebagai kecepatan
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kata per menit kemampuan siswa membaca, pemahaman isi
bacaan, faktor-faktor penghambat membaca cepat, cara mengatasinya, serta usaha meningkatkan
kemampuan siswa membaca cepat. Pengukuran membaca cepat ini dilakukan terhadap 60 siswa kelas VII
SMP Kristen 1 BPK PENABUR Jakarta. Hasil pengukuran ini menunjukkan bahwa kecepatan membaca kata
per menit siswa kelas VII SMP Kristen 1 BPK PENABUR yaitu, 46 responden di atas 201 kata per menit, 14
responden lainnya berkisar antara 151 – 200 kata per menit. Sedangkan kemampuan memahami isi bacaan
hanya 15 responden yang pemahaman bacaannya di atas 70%, 45 responden lainnya kurang dari 60%.
Hasil pengukuran ini menyimpulkan bahwa hanya 25% siswa kelas VII SMP Kristen 1 BPK PENABUR yang
memiliki kemampuan membaca cepat. Disarankan agar guru mengetahui faktor-faktor penghambat membaca
cepat, cara mengatasinya, dan melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat.
Kata kunci : Membaca cepat, faktor penghambat membaca cepat, meningkatkan kemampuan siswa membaca
cepat
The purpose of this paper is to find out the reading speed and reading comprehension of Senior High
School students. Besides, this paper also discusses some factors which might hamper the reading speed,
and the solution to accelerate the student’s reading speed. The research was done in SMPK 1 BPK PENABUR
Jakarta as a case study. The research finds out that 46 of 60 students, have above 201 words per minute.
Meanwhile, 14 students have between 151 – 200 words per minute. For reading comprehension out of 60
students only 15 students achive above 70% and 45 students achive less than 60%. The figures show
that the student’s reading speed is low and needs improvement. This research suggests the teacher to
identify the factors hampering the student’s reading speed and to overcome the problems.
Abstrak
Pengertian Membaca Cepat memahami bahan-bahan tercetak dan tertulis.
Dengan demikian, mengukur kecepatan membaca
berarti mengukur kecepatan pemahaman
terhadap bahan yang dibaca (Vera Ginting,
2005:25).
Membaca cepat adalah membaca dengan
kecepatan tinggi, hampir keseluruhan materi
dibaca dalam waktu tertentu yang disertai dengan
pemahaman isi 70%. Materi dalam hal ini adalah
jumlah kata yang terkandung dalam suatu
bacaan, sedangkan waktu tertentu artinya untuk
memahami materi bacaan memerlukan waktu.
Waktu yang dipergunakan dalam membaca cepat
adalah satuan waktu, yaitu menit. Dan
pemahaman isi bacaan 70% artinya, setelah
selesai membaca sekurang-kurangnya pembaca
menguasai isi bacaan sebanyak 70%.
M
Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006 21
Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat
Henry Guntur Tarigan mengatakan
kemampuan membaca cepat siswa SD adalah
sebagai berikut:
Jumlah kata yang terbaca dalam per menit, yaitu:
Kelas I 60 – 80 kata per menit
Kelas II 90 – 10 kata per menit
Kelas III 120 – 140 kata per menit
Kelas IV 150 – 160 kata per menit
Kelas V 170 – 180 kata per menit
Kelas VI 190 – 250 kata per menit (Tarigan,
1985:29)
Sedangkan untuk pemahaman isi bacaan
sekurang-kurangnya 70%.
Menurut Asep Sadikin, dkk (2004:176)
kemampuan membaca cepat siswa SMP
dikategorikan sebagai berikut:
Jumlah kata yang terbaca dalam per menit, yaitu :
201 - ... kata per menit = baik sekali
151 – 200 kata per menit = baik
101 – 150 kata per menit = sedang
50 – 100 kata per menit = kurang
Sedangkan untuk pemahaman isi bacaan, yaitu :
91% - 100% jawaban benar = baik sekali
81% - 90% jawaban benar = baik
71% - 80% jawaban benar = sedang
61% - 70% jawaban benar = kurang
…… - < 60% jawaban benar = kurang sekali
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
kecepatan membaca siswa SMP adalah 200 kata
per menit dan pemahaman isi bacaan sekurangkurangnya
75%.
Pengukuran membaca cepat ini dilakukan pada
siswa kelas VII SMP Kristen 1 BPK PENABUR
Jakarta. Responden pengukuran adalah 60 orang
siswa SMP kelas VII. Data pengukuran
dikumpulkan dengan cara memberikan bacaan
berupa artikel dengan jumlah kata 242 kata.
Bacaan artikel dilakukan untuk mengukur jumlah
kata yang terbaca dalam per menit. Sedangkan
untuk pemahaman isi bacaan menggunakan lima
pertanyaan dari isi bacaan artikel tersebut dalam
bentuk pilihan ganda.
Adapun rumus yang dipergunakan untuk
mengetahui jumlah kata yang terbaca dalam per
menit, adalah :
Sedangkan untuk mengetahui persentasi
pemahaman isi bacaan menggunakan rumus,
yaitu :
Adapun hasil pengukuran membaca cepat
siswa kelas VII SMP Kristen 1 BPK PENABUR
untuk jumlah kata yang terbaca dalam per menit
sebagai berikut :
Tabel 1 : Hasil Pengukuran Jumlah
Kata Per Menit (KPM)
Keterangan :
KPM = kata per menit
N = Jumlah Responden
Melalui pengukuran jumlah kata yang terbaca
dalam per menit tersebut di atas, diperoleh
kesimpulan bahwa kemampuan membaca cepat
siswa kelas VII SMP Kristen 1 BPK PENABUR
adalah 200 kata per menit dapat dibuktikan
berdasarkan hasil pengukuran pada tabel 1 yaitu
46 responden memperoleh KPM di atas 201 dan
14 responden memperoleh KPM berkisar antara
151 – 200.
Sedangkan kemampuan pemahaman isi
bacaan, sebagai berikut:
Tabel 2 : Hasil Pengukuran Pemahaman Isi Bacaan
Keterangan :
Persentasi = hasil yang diperoleh
N = jumlah responden
Dari tabel 2 dapat disimpulkan bahwa
pemahaman isi bacaan siswa kelas VII SMP
Kristen 1 BPK PENABUR 45 responden
dinyatakan belum memiliki kemampuan
Hasil Pengukuran dan Pembahasan
Jumlah kata yang terbaca
Jumlah detik untuk membaca X 60 = ... KPM
Skor yang diperoleh
Skor maksimal X 100% = ...%
Persentasi N Kategori
91% - 100% 2 Baik sekali
81% - 90% 0 Baik
71% - 80% 13 Sedang
61% - 70% 0 Kurang
…… < 60% 45 Kurang sekali
KPM N Kategori
201 - …… 46 Baik sekali
151 – 200 14 Baik
101 – 150 0 Sedang
50 – 100 0 Kurang
22 Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006
Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat
membaca cepat sekurang-kurangnya 75% atau
hanya 25% responden yang memiliki kemampuan
membaca cepat. Dengan demikian dari hasil
pengukuran di atas bahwa kemampuan siswa
kelas VII SMP Kristen 1 BPK PENABUR dalam
membaca cepat jauh dari memuaskan.
Ada beberapa hal yang dapat menghambat
kecepatan membaca seseorang menurut beberapa
ahli, yaitu :
1. Membaca dengan bersuara (memvokalisasi)
Memvokalisasi adalah kebiasaan buruk yang
dapat menghambat kecepatan membaca.
Kecepatan membaca mengeluarkan suara
(nyaring) sama dengan kecepatan berbicara.
Padahal kecepatan membaca yang normal
(membaca tidak bersuara) hampir dua kali
lipat dari kecepatan berbicara.
Cara mengatasi membaca bersuara ini dengan
jalan meletakkan ujung lidah pada pangkal
gigi depan bibir ditutup dengan rapat.
Adapun latihan untuk mengatasi hambatan
membaca bersuara di kelas yang dapat kita
lakukan, adalah sebagai berikut:
a. guru menyediakan bahan bacaan berupa
teks dengan jumlah kata antara 200 – 300
kata
b. siswa membaca bacaan tersebut dengan
bersuara
c. setelah selesai membaca masing-masing
siswa mencatat waktu mulai membaca
dan waktu selesai membaca. Kemudian
catat berapa jumlah kata yang terbaca
dalam per menit dengan menggunakan
rumus :
d. siswa membaca kembali bacaan tersebut
dalam hati dengan jalan meletakkan
ujung lidah pada pangkal gigi depan
bibir ditutup dengan rapat.
e. Setelah selesai membaca masing-masing
siswa mencatat kembali waktu mulai
membaca dan waktu selesai membaca
dengan menggunakan rumus pada
bagian c di atas.
Dari latihan ini siswa dapat
membandingkan hasil kecepatan
membacanya apakah lebih cepat
membaca dengan bersuara atau membaca
dalam hati. Apabila siswa lebih cepat
membaca dengan bersuara dan dapat
memahami isi bacaan tersebut, siswa
didalam belajarnya terutama membaca
dapat memilih yang terbaik bagi siswa
tersebut.
2. Membaca dengan aktivitas mental
(subvokalisasi)
Membaca subvokalisasi yaitu membaca
dengan tidak menggerakkan bibir dan lidah,
tetapi dengan alat pikirnya membaca oral
untuk dirinya sendiri. Maksudnya membaca
kata demi kata sebagaimana membaca oral
tetapi tidak terdengar suaranya. Seorang
pembaca yang lancar pada dasarnya tidak
merasa perlu untuk ‘mendengarkan’ kata
yang dibacanya untuk dapat memahaminya
(Redway, 1994:21)
Cara mengatasi kebiasaan vokalisasi adalah
dengan jalan menyadarkan diri kita bahwa
membaca cepat itu sangat diperlukan, serta
mengadakan latihan cukup. Pembaca juga
harus dapat membedakan mana yang
dikatakan membaca dalam hati dengan
membaca oral serta tidak mencampur aduk
kedua jenis membaca tersebut.
Adapun latihan yang dapat dilakukan di
kelas untuk mengatasi membaca dengan
aktivitas mental dengan langkah sebagai
berikut:
Langkah pertama:
a. Guru menyiapkan bahan bacaan berupa
teks dengan jumlah kata antara 200 – 300
kata
b. Guru membuat 5 buah pertanyaan dari
isi bacaan tersebut. Bentuk pertanyaan
dapat pilihan ganda atau benar salah
Langkah kedua :
a. Siswa diberikan bacaan tersebut,
kemudian membaca dalam hati dengan
kecepatan tinggi
b. Waktu yang diberikan dalam membaca
selama satu menit
c. Setelah membaca selama satu menit
bahan bacaan tersebut dikumpulkan
kembali oleh guru
d. Siswa menjawab pertanyaan isi bacaan
dengan melingkari jawaban yang benar
apabila soal tersebut bentuk pilihan
ganda
Faktor-faktor Penghambat dalam
Membaca Cepat dan Cara
Mengatasinya
Jumlah kata yang terbaca
Jumlah detik untuk membaca X 60 = ... KPM
Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006 23
Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat
e. Hasil jawaban siswa dihitung dengan
menggunakan rumus :
Dari latihan ini apabila siswa dalam
pemahaman isi bacaan belum mencapai
sekurang-kurangnya 75% perlu diadakan
beberapa kali latihan dan diharapkan
siswa di dalam belajarnya dalam
membaca cepat tidak lagi dengan
subvokalisasi sehingga siswa
memperoleh nilai terbaik.
3. Membaca dengan menggerakkan kepala
Membaca dengan menggerakkan kepala pada
hakikatnya pembaca sedang berada di dalam
posisi menunjukkan huruf. Yang menjadi alat
sebagai penunjuk adalah hidung yang
senantiasa mengikuti barisan huruf.
Cara mengatasi kebiasaan ini dilakukan
dengan jalan meletakkan dagu di atas
tumpangan kedua belah tangan, kedua siku
berada di atas meja.
Latihan yang dapat digunakan untuk
mengatasi kebiasaan membaca dengan
menggerakkan kepala dalam proses belajar
mengajar di kelas, sebagai berikut:
a. Guru menyediakan bacaan dengan tema
bebas dan dalam bacaan tersebut
terdapat kosakata berbagai bidang ilmu,
misalnya kesehatan, ekonomi, sosial,
pariwisata, dan lain-lain.
b. Bacaan tersebut dengan jumlah kata
antara 200 – 300 kata
c. Siswa membaca bacaan tersebut dengan
posisi meletakkan dagu di atas
tumpangan kedua belah tangan, kedua
siku berada di atas meja
d. Waktu yang diberikan selama satu menit
e. Setelah selesai membaca, bahan bacaan
tersebut dikumpulkan kembali oleh guru
f. Siswa menulis 10 atau 15 kosakata
bidang ilmu tersebut yang terdapat dalam
bacaan.
4. Membaca dengan kebiasaan menunjuk kata
Kebiasaan membaca dengan menunjuk kata
adalah kebiasaan buruk yang dilakukan
seolah-olah yang bersangkutan tidak mau
kehilangan sebuah huruf pun dalam
membaca. Dengan alat penunjuk ini, sering
menuntut pembaca menitikberatkan
perhatian ke bagian-bagian yang tidak
penting.
Cara mengatasi kebiasaan ini dapat dilakukan
melalui kegiatan membaca secara berangsurangsur
dengan tidak menggunakan telunjuk,
tetapi dapat digantikan dengan pinsil untuk
beberapa kali latihan saja.
Latihan yang dapat dilakukan untuk
menghindari kebiasaan membaca menunjuk
kata dalam proses belajar mengajar di kelas,
sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan bacaan berupa artikel
dengan jumlah 10 sampai dengan 15
paragraf
b. Siswa menyiapkan pensil
c. Siswa diberikan bacaan yang sudah
disediakan oleh guru dan mencari
gagasan utama dari tiap paragraph
dengan cara menggaris bawahi gagasan
tersebut dengan menggunakan pensil
d. Waktu yang disediakan 3 menit
e. Guru mengumpulkan hasil kerja siswa
dan menilai hasil pekerjaan siswa
5. Membaca dengan melihat kembali ke
belakang (Regresi)
Regresi adalah kebiasaan membaca melihat
kembali ke belakang untuk membaca ulang
suatu kata atau beberapa kata sebelumnya.
Kebiasaan inilah yang menjadi hambatan
serius dalam membaca. Apakah memang
benar dengan regresi akan bertambah jelas
dalam memahami makna bacaan tersebut.
Ternyata dengan regresi dapat mengacaukan
susunan kata yang dengan sendirinya
mengacaukan arti. Regresi dilakukan karena
kurang percaya diri, merasa kurang tepat
untuk menangkap arti, dan merasa
kehilangan sesuatu atau salah baca sebuah
kata.
Cara mengatasinya adalah, tanamkan rasa
percaya diri. Jangan berusaha untuk mengerti
setiap kata atau kalimat di paragraf itu.
Jangan terpaku pada detail, terus saja
membaca jangan tergoda untuk kembali ke
belakang. Ingatlah bahwa kemampuan mata
dan otak jauh melebihi pikiran kita. Oleh
karena itu paksakan terus dengan demikian
Anda akan mengganti kebiasaan lama
dengan baru.
Latihan yang dilakukan untuk menghindari
kebiasaan membaca dengan melihat kembali
ke belakang, sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan teks bacaan dengan
jumlah 10 sampai dengan 15 paragraf
Skor yang diperoleh
Skor maksimal
X 100%
24 Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006
Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat
b. Siswa membaca dalam hati dengan tidak
mengulang kembali ke belakang bacaan
tersebut
c. Waktu yang diberikan selama 3 menit
d. Setelah membaca teks bacaan tersebut
dikumpulkan kembali
e. Siswa menuliskan informasi penting
yang terdapat dalam bacaan tersebut dan
menuliskan kesimpulan dari bacaan.
Di samping yang telah dikemukakan di atas,
menurut Redway (1994:4) ada beberapa contoh
yang perlu dihindari dalam membaca yang dapat
mempengaruhi atau menghambat kecepatan
membaca, yaitu:
1. Membaca Lambat
Membaca yang baik, menyenangkan , serta
cermat harus dilakukan secara lambat.
Pernyataan ini tidak ada bukti yang
mendukung. Membaca lambat mengakibatkan
kurang tertariknya para pembaca karena
sangat sedikit sekali hasil yang dapat mereka
peroleh. Para pembaca yang lambat juga
umumnya mempunyai pemahaman yang
terkotak-kotak. Mereka pada umumnya
kehilangan gambaran keseluruhan ide dan
arti dari bahan bacaan tersebut.
2. Membaca Ulang
Kesalahan yang paling umum terjadi pada
pembaca mengulang kembali apa yang baru
saja dibaca untuk mendapatkan pemahaman.
Hal ini selain tidak efisien juga akan
memungkinkan pikiran melayang-layang
tanpa arah yang akan menyingkirkan
pembaca dari kebiasaan mengantisipasi
sesuatu yang akan datang, dan mengalihkan
dari kebiasaan untuk berpikir secara aktif.
3. Membaca itu Menjemukan
Membaca itu mengasyikkan dan berharga
apabila pembaca memang termotivasi untuk
mengikuti iramanya dan secara aktif selalu
berusaha mencari informasi. Membaca cepat,
memahami dan menyimpan segala apa yang
telah dibaca itu bahkan akan terasa lebih
menarik lagi.
4. Membaca itu Memerlukan Waktu yang
Panjang
Ini tidaklah benar. Membaca cepat dan efisien
itu membutuhkan konsentrasi. Apabila
pembaca memutuskan untuk membaca maka
sebelumnya berkonsentrasi dan mengetahui
dengan pasti apa sasaran yang ingin dicapai.
Dengan cara ini membaca dapat dilakukan
antara lima hingga lima belas menit saja.
5. Membaca itu Cepat Membosankan
Membaca cepat melibatkan banyak ragam
cara yang menjadikan membaca dinamis dan
menantang sehingga tidak membosankan.
Atur kecepatan sesuai dengan materi dan
tujuan membaca.
Kegiatan membaca dilakukan bersama-sama oleh
otak dan mata. Otak adalah unsur utama membaca
sedangkan mata adalah alat mengantar gambar
ke otak lalu otak menginterpretasi terhadap apa
yang dituju oleh mata. Interpretasi didapat pada
saat itu, seketika, tertunda, terjadi secara akurat
atau salah, mudah atau penuh kesulitan.
Interpretasi juga tidak tergantung pada ketajaman
penglihatan, tetapi pada kejernihan dan kekayaan
pengertian dan persepsi kita dalam memahami
bacaan.
Dalam kegiatan membaca, persepsi dan
interpretasi otak terhadap tulisan yang dilihat oleh
mata dapat dilihat pada lamanya mata berfiksasi.
Menurut Soedarso (1988 : 28) gerakan mata dalam
membaca tidak menggambar liar tetapi terarah ke
suatu sasaran kata, sebentar lalu meloncat
kesasaran berikutnya satu atau dua kata
berikutnya. Melompat, berhenti. Melompat,
berhenti, dan seterusnya. Perhentian itulah
disebut fiksasi.
Pembaca tidak efisien, dalam satu fiksasi
hanya dapat satu atau dua kata yang terserap
sedangkan pembaca efisien tiga atau empat kata
yang terserap. Kesulitan fiksasi bukan karena
kesulitan fisik, melainkan karena kesulitan
mental dan bukan karena otot mata, melainkan
karena ketidakmampuan dari pikiran yang
menyerap dengan cepat tanpa salah informasi.
Untuk mendapat kecepatan dan efisiensi
membaca dapat diusahakan sebagai berikut :
1. Melebarkan Jangkauan Mata
Apabila membaca baris yang terdiri atas 12
kata, pembaca berhenti 3 – 4 kali, jangkauan
mata tidak persis/diagonal, kadang-kadang
pada satu kata atau huruf, dan menjangkau
pada pias kiri dan pias kanan, serta kadangkadang
antara dua kata.
Menurut Soedarso (1988 : 30) jangkauan mata
lebih banyak ke pias kanan daripada ke pias
kiri.
Ada beberapa latihan untuk melebarkan
jangkauan mata yaitu:
Usaha Meningkatkan Kemampuan
Membaca Cepat
Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006 25
Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat
Latihan 1
Fokuskan pandangan ke angka dibarisan
tengah dan cobalah baca tiga angka sekaligus,
termasuk kiri dan kanan. Misalnya angka 1
0 5 baca dalam hati, “Seratus lima”, jangan
dibaca “satu nol lima”
5 7 8
2 6 8
5 8 7
1 9 1
7 2 0
Latihan 2
Kata yang digunakan terdiri dari tiga kata
yang erat kaitannya dan membentuk suatu
frase. Perhatikanlah kata yang terletak di
tengah-tengah dan sekaligus menjangkau
kata yang terdapat di kiri dan kanan. Bacalah
sekaligus sebagai suatu frase, jangan terpisahpisah.
Misalnya, TALI PINGGANG
KULIT dibaca “tali pinggang kulit”
PETINJU PETINJU SENIOR
SAPU TANGAN MERAH
RUMAH SAKIT UMUM
KOPI SUSU KENTAL
SIANG HARI BOLONG
Latihan 3
Latihan ini berupa bentuk angka yang
berurut. Bacalah bilangan satu sampai
terakhir. Gerakan mata dari kiri ke kanan dan
ke kiri ke kanan sampai bilangan itu selesai.
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Dengan beberapa kali latihan melebarkan
jangkauan mata dalam proses pembelajaran
di kelas siswa terlatih untuk dapat membaca
memindai (scanning). Pada kegiatan membaca
scanning ini siswa, antara lain dapat: 1.
Mencari kata-kata sukar, kosakata berbagai
bidang pengetahuan yang terdapat dalam
teks bacaan, kemudian mencari artinya di
dalam kamus, 2. Menemukan sesuatu untuk
memperoleh kesan umum dari suatu bacaan,
misalnya membaca buku atau surat kabar.
Jika menelusuri daftar isi atau bab sebuah
buku, perhatian ditujukan pada judul-judul
dan bagian-bagian bab secara garis besar, 3.
melihat kembali bagian-bagian yang telah
dibaca dengan seksama dan memasuki
perhatian pada bagian bacaan atau butirbutir
yang diperlukan saja.
2. Membaca Satu Fiksasi untuk Satu Unit
Pengertian
Bacalah sebuah buku saku dengan cepat.
Cobalah satu fiksasi dengan sekali pandang,
lalu segera ke fiksasi berikutnya. Caranya
yaitu:
a. Mata melompat ke depan dalam tiga
lompatan yang berirama dalam membaca
satu baris. Lihatlah di titik tengah dari
setiap kelompok kata. Cobalah rasakan
lompatan mata itu. Lompatan itu ada
beberapa yang pendek dan ada beberapa
yang panjang.
b. Dalam membaca untuk mendapatkan
isinya, artinya pembaca tidak menghapal
kata-kata atau simbolnya
c. Untuk itu paksakan membaca untuk
mendapatkan arti setiap fiksasi
d. Gerakan mata seperti langkah kaki untuk
berjalan sangat penting untuk membaca.
e. Walaupun kita mengatur cepat atau
lambat gerakan itu secara otomatis.
Latihan perkelompok kata ini berguna untuk
membiasakan membaca sekelompok kata, dan
membaca ungkapan, frase, baris perbaris dan
halaman tanpa regresi.
Adapun manfaat dari membaca satu fiksasi
untuk satu unit pengertian dalam proses
pembelajaran di kelas contohnya dalam
pelajaran bahasa Indonesia khususnya
materi membaca yaitu :
1. Materi bacaan wacana, siswa dapat
mencari gagasan pokok dan gagasan
penjelas setiap paragrah serta dapat
menjawab pertanyaan isi wacana tersebut
2. materi bacaan berita, siswa dapat mencari
fakta, opini, dan 5 W dan 1 H yang
terdapat dalam bacaan berita tersebut
3. materi teks wawancara, siswa dapat
mencari hal-hal penting yang
dikemukakan oleh narasumber dalam
teks wawancara tersebut
4. materi bacaan artikel, siswa dapat
mencari hal-hal penting, intisari, dan
kesimpulan dari isi bacaan artikel
tersebut
3. Meningkatkan Konsentrasi
Dalam membaca perhatian hendaknya
dipokuskan pada bahan yang dibaca, maka
gagasan atau gambaran tentang isi bacaan
akan tampak dengan jelas dan mudah
dipahami. Untuk itu konsentrasi sangat
26 Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006
Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat
mutlak diperlukan. Cara meningkatkan daya
konsentrasi ada dua kegiatan penting, yaitu:
a. Menghilangkan atau menjauhi hal-hal
yang menyebabkan fikiran menjadi kusut.
b. Memusatkan perhatian secara sungguhsungguh.
Hal ini termasuk memilih
tempat dan waktu yang sesuai dengan
dirinya, serta memilih bahan bacaan yang
menarik
Hal-hal di atas adalah langkah awal dalam
meningkatkan kemampuan membaca
cepat.
Sedangkan langkah-langkah meningkatkan
kecepatan membaca secara signifikan dapat
dilakukan dalam dua puluh menit ke depan
dengan cara sebagai berikut:
a. Pilihlah buku yang diinginkan untuk dibaca
sebagai bahan latihan.
b. Mulailah membaca setiap baris teks, tidak
diawal baris sekali tetapi dua atau tiga kata
dari awal baris
c. Dengan cara sama, berhentilah membaca dua
atau tiga kata dari akhir baris. Dengan
demikian, akan mengurangi jumlah teks yang
perlu pembaca pandangi sehingga
meningkatkan kecepatan membaca tanpa
mengorbankan pemahaman.
d. Tambahkanlah alat bantu fisik dengan
meletakkan tangan secara mendatar di atas
halaman buku dan gerakkanlah maju
mundur sepanjang halaman dengan gerakan
menyapu. Gerakan tangan menuruni
halaman dengan kecepatan tetap.
e. Mulailah mengerakkan tangan menuruni
halaman dengan kecepatan semakin tinggi.
Kecepatannya harus lebih tinggi daripada
yang pembaca rasa mungkin untuk merekam
apa pun.
f. Biarkan mata mengikuti ujung jari menuruni
halaman, tetapi tetap dalam batasan gerakan
“sapuan” tadi. Percepatlah hingga pembaca
hanya menghabiskan 4 atau 5 detik per
halaman.
g. Beberapa kata mulai menonjol di setiap
halaman dan itulah sebagian kata kunci. Ini
bukti menarik bahwa otak sebenarnya
memproses sebagian teks buku tersebut.
Pelatihan di atas dapat mengatasi yang
pertama mencegah godaan membaca ulang,
kedua melepaskan pembaca pada ketergantungan
“mendengar” kata-kata dalam benak kita. Untuk
itu pembaca harus secara total pada membaca
visual yang hasilnya untuk mencapai kecepatan
baca yang sangat tinggi. Dalam proses
pembelajaran di kelas dapat digunakan antara
lain, sebagai berikut:
1. Bahan bacaan karya sastra seperti novel,
cerpen, atau cerita anak terjemahan dari
bacaan tersebut siswa dapat menuliskan
unsur-unsur intrinsic karya sastra tersebut
yaitu dapat menentukan tema, nama-nama
tokoh berikut perwatakannya, alur cerita,
sudut pandang pengarang, gaya bahasa yang
digunakan, dan pesan/amanat yang ingin
disampaikan pengarang pada pembaca
2. Bahan bacaan buku pelajaran seperti, Agama,
PPKN, Sejarah, Geografi, Fisika, Biologi, siswa
dapat membuat intisari, ikhtisar, atau
rangkuman buku pelajaran tersebut yang
pada akhirnya ketika siswa menghadapi
berbagai tes siswa dapat mengerjakan tes
tersebut dengan benar
3. Bahan bacaan karya tulis atau karya ilmiah,
siswa dapat membuat sistematika karya tulis
atau karya ilmiah tersebut dan memiliki ide
untuk mengadakan penelitian yang pada
akhirnya dapat membuat karya tulis atau
karya ilmiah sederhana
Berikut ini cara membaca super menurut
Hernowo (2003 : 147) bahan bacaan buku ajar
penting setebal 250 halaman, tersusun dari 10 bab
yang masing-masing berisi 25 halaman. Ada
delapan langkah dalam membaca super ini, yatiu:
1. Ciptakan gambaran keseluruhanbuku yang
sedang dibaca. Dengan kata lain, baca
tinjauannya. Apa gagasan intinya.
Waktu : 5 – 10 menit.
2. Lihat sekilas bahannya. Baca secara cepat teks
di bab pertama dengan kecepatan sekitar 6
detik per halaman. Yang harus dicari adalah
gagasan dan fakta kunci. Anda harus dapat
menentukan apakah buku ini akan
menambah pengetahuan kalau tidak Anda
dapat meninggalkannya tanpa membuang
waktu.
Waktu untuk setiap bab : 3 menit, Waktu untuk
seluruh buku : 30 menit
3. Buatlah sketsa tentang hal-hal yang Anda
ketahui
Waktu untuk setiap bab :3 menit. Waktu untuk
seluruh buku : 30 menit
4. Siapkan pertanyaan Misalnya: Apa saja
gagasan utamanya? Bukti apa saja yang
mendukung? Apakah faktanya aktual?
Apakah kesimpulannya sudah diuji? Apa
saja hal yang baru? Apa yang dapat saya
manfaatkan dari sini?
Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006 27
Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat
Waktu untuk setiap bab: 3 menit. Waktu untuk
seluruh buku: 30 menit.
5. Bacalah teks setiap bab, satu per satu. Bacalah
dengan kecepatan sekitar 15 – 20 detik per
halaman. Di tahap ini, anda dapat
menggarisbawahi gagasan-gagasan baru dan
menuliskan tanda cek atau tanda tanya.
Waktu untuk setiap bab:8 menit. Waktu untuk
seluruh buku: 80 menit
6. Tinjauan balik. Baca kembali bab tersebut,
dengan cara berhenti di bagian yang sulit dan
memahami kaitan antara berbagai gagasan
dan argument, yakni untuk memahami pola
argumen tersebut. Bacalah dengan bersuara
bagian-bagian yang sulit dipahami.
Waktu untuk setiap bab: 8 menit. Waktu untuk
seluruh buku: 80 menit.
7. Buatlah catatan. Dalam bentuk peta
belajar, jika Anda suka.
Waktu untuk setiap bab: 10 menit. Waktu
untuk seluruh buku:100 menit.
8. Ulangi. Hari berikutnya, lihatlah kembali
catatan Anda selama 10 menit. Tambahkan 5
– 10 menit lagi untuk seminggu kemudian,
dan 5 – 10 menit lagi sebulan kemudian.
Waktu untuk seluruh buku: 30 menit.
Cara membaca dengan delapan tahap ini
semestinya akan membuat pembaca atau siswa
mampu memahami buku ajar 250 halaman
dengan tingkat tinggi, dengan waktu total yang
dipakai 360 menit, termasuk membuat catatan.
(kira-kira 6 jam). Waktu itu mencakup kegiatan
membaca aktif yang banyak, membuat catatan,
dan mengulang. Ini berarti dua kali lebih cepat
daripada orang tak terlatih yang membaca buku
ajar 250 halaman satu kali. Bila latihan ini sering
dilakukan siswa akan mudah mengikuti
pelajaran di sekolah dan mendapatkan nilai
terbaik.
Membaca cepat bukan hanya semata-mata
membaca dengan kecepatan tinggi tanpa
memahami isinya, tetapi sesungguhnya
merupakan suatu teknik untuk memusatkan
perhatian terhadap isi bacaan yang pada
akhirnya mendapatkan apa yang siswa butuhkan.
Membaca cepat merupakan keterampilan
lanjut atau kelanjutan dari membaca permulaan
yang perlu mendapat perhatian khusus bagi para
pendidik untuk meningkatkan hasil belajar anak
didiknya. Berdasarkan hasil pengukuran
membaca cepat yang dilakukan pada siswa kelas
VII SMP Kristen 1 BPK PENABUR hanya 25%
yang memiliki kemampuan membaca cepat.
Bagaimana akan memperoleh hasil belajar yang
memuaskan jika anak didik kita belum mampu
membaca cepat.
Untuk itu faktor-faktor penghambat dalam
membaca cepat dan usaha meningkatkan
kemampuan membaca cepat perlu dipelajari dan
dilatih secara cepat dan baik di kalangan pelajar
tingkat rendah maupun tingkat tinggi.
Kemampuan membaca cepat sangat
membantu dalam lingkungan dunia pendidikan
khususnya bagi para pelajar pada saat materi
bacaan yang diberikan di sekolah sangat banyak
jumlahnya. Sehingga siswa memperoleh hasil
belajar yang memuaskan.
Asep Ganda Sadikin, dkk. (2004). kompeten berbahasa
persatuan bahasa Indonesia untuk SMP Kelas
VII. Jakarta: Penerbit Grafindo Media
Pratama
Atar, Semi M. (1976). Beberapa pokok pikiran menata
pengajaran membaca. Penataran Guru-Guru
SMP Regional II Padang
Ginting, Vera, Dr. MA: Penguatan membaca, fasilitas
sekolah dan keterampilan dasar membaca serta
minat baca murid, Jurnal Pendidikan
PENABUR, Jakarta, 2005
Hernowo. (2003). Quantum reading. Bandung:
Penerbit MLC
Kamarudin, Drs. (1993). Diktat kemampuan membaca
cepat.. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jambi
Kathryn, Redway (1988). Membaca cepat. Jakarta:
PT Pustaka Binaman Pressindo
Soedarso. (1985). Sistem membaca cepat dan efektif.
Jakarta: Gramedia
Tarigan, H.G. (1980). Membaca sebagai suatu
keterampilan berbahasa. Bandun: Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Penutup
Daftar Pustaka

0 comments:

Post a Comment